Panduan Lengkap Tata Cara Tidur Ala Rasulullah

Teladani cara tidur Rasulullah SAW untuk kesehatan dan kebahagiaan. Panduan praktis tentang sunnah tidur yang sehat dan Islami. Baca lebih lanjut untuk mengetahui rahasia tidur Rasulullah SAW.

Panduan Tata Cara Tidur Ala Rasulullah

Tidur adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu. Aktivitas ini merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Rasulullah SAW, sebagai seorang manusia biasa, juga menjalani aktivitas tidur seperti umumnya. Namun, beliau memiliki cara tidur yang unik, yang sebaiknya dicontoh oleh semua orang, khususnya umat Islam yang telah berkomitmen untuk mengikuti ajarannya. Hal ini disebabkan oleh penetapan Allah SWT bahwa Rasulullah adalah teladan yang baik. Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah SWT dalam Q.S Al-Ahzab [33]: 21.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, Tafsir Al Qur’an Al ‘Azim, menjelaskan bahwa ayat yang disebutkan di atas merupakan dasar yang penting untuk meneladani Rasulullah SAW dalam segala aspek, baik itu ucapan, tindakan, maupun kondisi beliau. Selain itu, Imam Tirmidzi juga mengkhususkan satu bab dalam karyanya, Al Syama`il Al Muhammadiyyah, yang membahas tentang cara tidur Rasulullah. Tata cara tidur yang beliau jelaskan dalam kitab tersebut adalah:

Rasulullah menempatkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya. Tindakan ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Barra’ bin ‘Āzib.

عَنْ البَرَّاءِ بْنِ عَازِبِ ، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ وَضَعَ كَفَهُ اليُمْنَى تَحْتَ خَدِّهِ الأَيْمَنِ ، وَقَالَ : رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تُبْعَثُ عِبَادُكَ

Dari Barra’ bin ‘Azib Bahwasannya Rasulullah SAW apabila beliau tidur, beliau meletakkan telapak tangannya yang kanan dibawah pipinya yang kanan, seraya berdo’a : Rabbi Qinī ‘Adzābaka yauma Tub’atsu ‘Ibāduka (Wahai Allah, Jauhkanlah aku dari Azab Engkau pada hari dibangkitkannya Hamba-hamba Engkau)

(H.R Tirmidzi)

Membaca doa tertentu sebelum tidur dan setelah bangun dari tidur merupakan amalan yang dianjurkan. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Hudzaifah.

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ : كَانَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم إِذَا أَوِى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ اللّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوْتُ وَأَحْيَا وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ الُّنشُوْرُ

Dari Hudzaifah, ia berkata: adalah Rasulullah SAW apabila menuju tempat tidurnya (hendak tidur) beliau berdo’a: Allahumma Bismika Amūt Wa Aḥyā (Ya Allah dengan nama Engakau aku mati dan dengan nama Engkau aku hidup). Dan apaila bangun dari tidur beliau mengcapkan : Alḥamdulillāhilladzī Aḥyānā ba’da mā Amātanā Wa Ilahi Al Nusyūr (segala puji bagi Allah yang telah mengidupkanku setelah matiku dan kepadanya tempat kembali)

(H.R Tirmidzi)

Mengangkat tangannya dan meniupnya. Setelah itu, beliau membaca surah Al Ikhlas, Al Falaq, dan Al Nas sebelum tidur. Selanjutnya, beliau mengusap tangan beliau ke seluruh bagian tubuh yang dapat dijangkau. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Sayyidah ‘Aisyah.

عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ فَنَفَثَ فِيْهِمَا ، وَقَرَأَ فِيْهِمَا قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الفَلَقِ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ مَسَحَ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ ، يَبْدَأُ بِهِمَا رَأْسَهُ وَوَجْهَهُ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَصْنَعُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

Dari ‘Aisyah RA berkata: apabila Rasulullah hendak tidur pada tiap malam, beliau menengadahkan tangannya dan meniup keduanya. Kemudian membaca surah Al Ikhlas, Al Nas, dan Al Falaq. Kemudian mengusapkan tangan tersebut ke seluruh badannya yang bisa terjangkau oleh tangannya. Beliau memulai dengan mengusap kepala, wajah sampai ke bagian terakhir dari badannya. Hal itu beliau lakukan sebanyak tiga kali.

(H.R Tirmidzi)

Rasulullah, ketika tidur dalam keadaan musafir, maka beliau berbaring di sisi kanan. Jika beliau tidur dalam kondisi musafir sebelum waktu subuh, beliau akan mengangkat lengannya dan meletakkan kepala di atas lengan tersebut. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abi Qatadah.

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا عَرِسَ بِلَيْلٍ اضْطَجَعَ عَلَى شَقِّهِ الأَيْمَنِ ، وَإِذَا عَرِسَ قُبَيْلَ الصُّبْحِ نَصَبَ ذِرَاعَهُ ، وَوَضَعَ رَأْسَهُ عَلَى كَفِّهِ

Dari Abi Qatadah, Bahwasannya Nabi SAW apabila tidur dalam perjalannya, maka beliau tidur menghadap arah kanan. Apabila tidur dalam perjalanan sebelum subuh, maka beliau tidur dengan cara menegakkan lengannya dan meletakkan kepalanya diatas lengannya tersebut

(H.R Tirmidzi)

Beberapa metode tidur yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW telah disaksikan oleh para sahabat. Meskipun beliau tidak memberikan perintah khusus untuk meniru cara tidurnya, sebagai umatnya, kita dapat meneladani cara tidur beliau sebagai ungkapan kerinduan dan cinta kita kepada Rasulullah SAW. Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat kepada Sayyidina Muhammad.

Wallahu a’lam

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top